Rahim Pengganti

Bab 34 "Sebesar Biji Kacang Part 2"



Bab 34 "Sebesar Biji Kacang Part 2"

0Bab 34     

Sebesar biji kacang part 2     

Siska hanya menyengirkan senyumannya, apa yang diucapakan oleh Carissa memang benar adanya. Gadis itu sangat pelan membawa mobilnya, membuat Caca rasanya ingin tidur.     

Tiga puluh lima menit berlalu, keduanya sudah sampai di rumah sakit. Siska yang sudah menghubungi temannya, segera melapor ke bagian infomasi.     

"Kita tunggu sebentar ya Mbak," ucap Siska.     

"Iya gak apa apa," jawabnya.     

Keduanya pun mulai menunggu, di depan ruangan dokter kandungan. Carissa rasanya deg degan saat ini, wanita itu bingung harus bersikap seperti apa nantinya. Hingga akhirnya nama Carissa di panggil dan keduanya mulai masuk ke dalam ruangan periksa.     

"Silakan mbak," ucap suster tersebut.     

Carissa dan Siska tersenyum dengan langkah pasti, keduanya masuk ke dalam ruangan periksa seorang dokter cantik menyambut mereka berdua dengan senyum yang mengembang.     

"Selamat pagi dokter," sapa keduanya.     

"Selamat pagi. Silakan duduk," balas dokter cantik tersebut.     

Siska yang sudah heboh mencerikan semuanya, bahkan gadis itu yang lebih pro dengan dokter yang saat ini sedang memeriksakan keadaan Carissa.     

"Ini tantenya yang lebih semangat ya. Sepertinya keponakan pertama," ujar dokter cantik itu.     

"Ha ha ha, iya dokter sudah lama menunggu. Dan akhirnya bisa di panggil Tante juga nantinya," seru Siska.     

"Ini lihat, bayi nya sudah sebesar ini. Usianya masih 9 Minggu ya. Janin nya tumbuh dengan sangat baik, kondisi ibu juga stabil. Usahakan, makan makanan yang bergizi dan memiliki protein yang banyak."     

"9 Minggu dokter?" tanya Carissa. Dirinya menyangka jika anak tersebut sudah, berada di rahimnya selama ini.     

"Iya. Sepertinya Bundanya gak tahu ya?" tanya dokter cantik itu.     

"Tidak tahu, dokter. Ini periksa juga karena kemarin coba di test pasck dan hasilnya garis dua. Selama ini, saya gak ada tanda tanda yang berlebihan. Saya kira mual dan muntah yang sering saya rasakan di pagi hari kareman asam lambung saya naik."     

"Sih adek bayi pengen jadi kejutan. Sampai bundanya gak tahu kehadirannya, saya resepkan obat untuk vitamin ya Bu. Nanti bulan depan kita bertemu kembali," ucap dokter tersebut.     

Carissa mengangukkan kepalanya sedangkan Siska sudah sibuk bertanya hal yang bisa di lakukan atau tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil. Dokter tersebut tersenyum bahagia, melihat Siska yang begitu semangat mengetahui semuanya.     

***     

Keduanya sedang menunggu di depan apotik, sejak tadi Siska sudah sibuk dengan handphone nya membuat Carissa penasaran dengan apa yang di lihat oleh adiknya tersebut.     

"Kamu ngapain aja sih dek. Kok mbak, perhatikan ketawa mulu lihat handphonenya," ucap Carissa.     

Siska menoleh ke arah Carissa lalu memberikan handphone nya memperlihatkan apa yang sejak tadi dirinya lihat. Carissa terkejut melihat hal itu, membuat wanita itu geleng geleng kepala.     

"Astaga dek. Untuk apa sih?" tanya Carissa.     

"Untuk ponakan aku lah mbak. Aku bakalan beliin semua yang dibutuhkan oleh dia, calon kesayangan Tante Siska," ujar Siska dengan senyum merekah.     

Mendengar hal itu membuat, Carissa terharu kasih sayang untuk anak yang dikandungnya sungguh luar biasa. Siska menujukkan hal itu kepada dirinya dan calon anaknya. Di dalam hati Caca, hanya berharap supaya nanti bukan hanya Siska yang begitu menyanyangi anak tersebut tapi sang ayah juga.     

"Bayi Kacang Bunda. Sehat sehat ya, Nak," gumam Carissa dalam hati.     

Tiga puluh menit mereka di sana, setelah selesai menebus vitamin dan beberapa obat lainnya. Siska segera mengajak kakak iparnya itu pergi ke sebuah restoran. Ibu hamil itu tiba tiba ingin makan ayam bakar. Sebagi Tante siaga, Siska segera membawa Carissa pergi.     

"Mbak hidupkan ya. Biar gak sepi," ujar Carissa sembari mencari tombol power di speaker musik yang sengaja di pasang oleh Siska.     

"Lanjutkan, mbak. Kalau perlu, ini di sambungkan ke handphone aku aja mbak. Biar bisa cari musik nya mbak."     

Carissa segera memutar lagu 'teman bahagia'. Keduanya pun bernyanyi bersama, menikmati jalanan dengan keceria bersama.     

Takkan pernah terlintas     

Tuk tinggalkan kamu     

Jauh dariku, kasihku     

Karena aku milikmu     

Kamu milikku     

Separuh nyawaku     

Hidup bersamamu     

Berdua kita lewati     

Meski hujan badai takkan berhenti (takkan berhenti)     

Sehidup semati     

Mentari pun tahu     

Kucinta padamu     

Percaya     

Aku takkan ke mana-mana     

Aku kan selalu ada     

Temani hingga hari tua     

Percaya     

Aku takkan ke mana-mana     

Setia akan kujaga     

Kita teman bahagia     

Takkan pernah kulupa     

Kamu yang kucinta     

Dari ujung kaki     

Hingga ujung kepala     

Aku ingin kamu     

Kamu yang kumau     

Belahan jiwaku     

Kamu masa depanku     

Berdua kita lewati     

Meski hujan badai takkan berhenti     

(Takkan berhenti)     

Sehidup semati     

Mentari pun tahu     

Kucinta padamu     

Percaya     

Aku takkan ke mana-mana     

Aku kan selalu ada     

Temani hingga hari tua     

Percaya     

Aku takkan ke mana-mana     

Setia akan kujaga     

Kita teman bahagia     

(Teman bahagia)     

Ho-oo-oo     

(Setia kan kujaga kita teman bahagia)     

Ho-oo     

(Percaya)     

(Aku takkan ke mana-mana)     

Percaya (aku kan selalu ada)     

Temani hingga hari tua     

Percaya     

(Aku takkan ke mana-mana) setia akan kujaga     

(Setia akan kujaga)     

(Kita teman bahagia)     

Aku milikmu     

Kamu milikku     

Aku kan selalu ada     

Hingga di hari tua     

(Percaya) percaya     

(Aku takkan ke mana-mana)     

Setia akan selalu kujaga     

Kita teman bahagia     

"Ya ampun, suara mbak bagus banget," puji Siska.     

"Ha ha ha, kamu bisa aja dek. Suara mbak gak sebagus itu," jawab Carissa.     

"Serius deh mbak. Suara mbak itu bagus banget. Cocok jadi penyanyi profesional," lanjut Siska.     

Tak lama mereka pun, sama di sebuah restoran Siska dan Carissa segera turun untuk makan bersama. Keduanya memilih tempat duduk yang ada di sudut, di sana juga pemandangan sangat bagus membuat siapa saja yang makan di tempat itu bisa melihat lihat keadaan sekitar.     

"Kok aku baru tahu, tempat seperti ini dek. Ini baru, kan ya?" tanya Carissa.     

"Udah lama kok mbak. Aku sejak Kuliah udah sering nongkrong di sini. Selain tempatnya nyaman, di sini juga murah murah mbak. Jadi cocok untuk kantong anak kuliahan," jelas Siska.     

"Ketahuan ya kamu sering nongkrong di sini," ujar Caca.     

Siska tersenyum, tak lama seorang pelayan menghampiri keduanya. Siska dan Carissa mulai memesan beberapa makanan, untuk mereka.     

"Mbak yakin?" tanya Siska. Gadis itu kaget dengan apa yang dipesan oleh kakak iparnya itu, bagaimana tidak Carissa memesan ayam bakar, mie bakso, gurame asam manis, dan tumis tauge. Sedangkan mereka hanya makan berdua, Carissa hanya menggelengkan kepalanya, Siska pun memaklumi hal itu. Ibu hamil selalu ingin lebih.     

"Ya sudah kita pesan itu ya kak. Jangan lama, kak. Kasihan ibu hamil udah lapar," ucap Siska. Pelayan tersebut segera, pamit undur diri.     

"Jadi kapan mbak mau kasih kejutan ini sama Mas Bian. Aku udah gak sabar, pengen lihat ekspresi Mas Bian ketika tahu kalau sebentar lagi dia akan jadi Ayah."     

"Seminggu lagi Mas Bian ulang tahun kan. Pas itu aja, biar jadi kado ulang tahunnya. Jadi kado yang paling spesial untuk Mas Bian," ucap Carissa.     

"Aku setuju mbak. Biar jadi supprise yang tidak pernah dilupakan oleh Mas Bian sepanjang hidupnya. Mama pasti sangat bahagia saat tahu, kalau kakak hamil. Dan keinginan Mama, untuk dipanggil Oma akan segera terwujud," balas Siska dengan senyum yang mengembang.     

Keduanya asyik bercerita banyak hal, hingga pesanan yang mereka pesan sudah diantar ke meja mereka. Keduanya menikmati makan siang tersebut dengan diam, tak banyak pembahasan yang keduanya lakukan.     

###     

Hallo. Gimana dengan kisahnya semoga membuat kalian selalu suka ya. Love yous guys, jaga kesehatan kalian semua ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.